Kemenhub Meminta Pemda Sediakan Sepeda Bagi Pelajar Belum Boleh Membawa Motor

JAKARTA – Pihak Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meminta pemerintah daerah untuk bisa menyediakan fasilitas pendukung bagi para pesepeda khususnya di lingkungan sekolah agar tercipta suasana aman dan nyaman.

Disamping itu, pada jangka yang menengah dan panjang langkah tersebut diklaim mampu menjadi satu alternatif untuk mengurangi penggunaan sepeda motor oleh para siswa SMP dan SMA karena adanya peralihan moda.

“Sebab menurut UU No.22/2009 syarat bisa membawa kendaraan bermotor harus memiliki SIM sementara batasan usia dari pemegangnya adalah 17 tahun. Nah, banyak dari pelajar yang belum memenuhi syarat,” kata Direktur Sarana Transportasi Jalan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Pandu Yunianto, Senin (23/11/2020).

Dok. Kompas Gramedia Area parkir sepeda Kompas Gramedia.

“Jadi, kita pun ingin mendorong kembali aturan yang dimaksud untuk dilaksanakan khususnya di lingkungan sekolah. Kemudian mendorong pemanfaatan sepeda sebagai sebagai sarana moda transportasi mereka,” lanjutnya.

Pandu mengatakan, “Fasilitas yang dimaksud mencakup lajur sepeda, rambu lalu lintas bagi para pesepeda, serta tempat dari area parkir di kawasan sekolah. Fasilitas tersebut diperlukan untuk menekan kecelakaan yang melibatkan pesepeda.”

“Kemenhub,” kata Pandu, “telah bersurat kepada gubernur, bupati, dan wali kota untuk menyiapkan fasilitas pesepeda. Surat dengan nomor UM.105/2/6 PMB 2020 itu dikirim sejak 14 Agustus 2020.”

“Mudah-mudahan tahun depan penyediaan fasilitas sepeda bisa terealisasi oleh pihak pemda. Ini secara luas, ya,” ujar dia.

“Kami berharap ada penggalakan bersepeda bagi para siswa. Upaya ini perlu dukungan adanya pengadaan fasilitas sepeda,” kata Pandu lagi. (ferd)

Fenomena Langit Akhir November 2020

Jakarta — Ada beberapa kejadian fenomena astronomi pada bulan November 2020. Pusat Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) mencatat ada beberapa fenomena yang sayang untuk dilewatkan.

Di akhir November setidaknya ada 4 fenomena. Sebagian sudah bisa diprediksi dan dijelaskan secara ilmiah. Berikut fenomena antariksa yang bakal terjadi akhir November 2020 mengutip dari LAPAN.

1. 25-26 November Konjungsi Bulan-Mars

Bulan dan Mars kembali melakukan konjungsi pada 25 dan 26 November 2020 dengan puncak konjungsi terjadi pada tanggal 26 November pukul 06:34:11 WIB dengan sudut pisah 4,25 derajat.

Bulan dan Mars dapat diamati sejak tanggal 25 November 2020 pukul 18:00 WIB dari arah timur laut dengan sudut pisah 7,4 derajat dan ketinggian 50 derajat di atas ufuk.

Lalu akan berkulminasasi di arah utara pada pukul 20:20 WIB dengan sudut pisah 6,5 derajat dan ketinggian 70 derajat di atas ufuk.

Selanjutnya akan terbenam pada 26 November 2020 pukul 02:20 WIB dari arah barat dengan sudut pisah di lima derajat. Nantinya Bulan terletak di konstelasi Cetus sementara Mars terletak di konstelasi Pisces.

2. 27 November – Apoge Bulan

Bulan akan berada pada titik terjauh Bumi atau disebut apoge pada pukul 07:02:09 WIB dengan jarak geosentrs 405.917 km, iluminasi 89,89 persen dan lebar sudut 26,5.

Nantinya Bulan akan terletak di konstelasi Pisces ketika apoge dan baru dapat disaksikan mulai pukul 15:40 WIB di arah timur dan terbenam keesokan harinya pada pukul 03:30 WIB di arah barat.

3. 30 November – Gerhana Bulan Parsial

Pada akhir bulan November 2020 akan ditutup dengan Gerhana Bulan Penumbral Parsial yang dimulai sejak pukul 14:29:56 WIB hingga pada pukul 18:55:48 WIB selama empat jam 25 menit 52 detik.

Puncak gerhana terjadi pukul 16:42:49 WIB. Gerhana Bulan kali ini termasuk dalam Seri Saros 116 Gerhana ke-58.

Magnitudo penumbra bernilai negatif yang menandakan bahwa hanya sebagian dari permukaan Bulan yang masuk ke dalam bayangan penumbra.  Karena itu, Gerhana Bulan pada saat kali ini disebut sebagai gerhana Bulan Penumbral Parsial.

4. 30 November – Fase Bulan Purnama

Puncak Bulan Purnama kali ini terjadi di tanggal 30 November 2020 pukul 16:29:47 WIB. Beberapa menit sebelum puncak Gerhana Bulan Penumbral Parsial dimulai.

Bagi wilayah Indonesia timur, puncak purnama akan beriringan dengan terbit Bulan sementara bagi wilayah Indonesia barat dan tengah, puncak purnama terjadi sebelum terbit Bulan.

Bulan akan terbit di arah timur laut, berkulminasi di arah utara sekitar tengah malam dan akan terbenam keesokan harinya di arah barat laut. (ferd)

12 Tenaga Kesehatan Jawa Barat Meninggal Dunia

Bandung – Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Barat telah mencatat hingga jelang November 2020 ini ada 12 tenaga kesehatan (nakes) meninggal akibat Corona atau COVID-19.

Para nakes itu mengemban tugas di Jabar.

“Dari Maret sampai Agustus, Jabar tidak ada yang meninggal, tapi yang positif ada. Tapi begitu September-Oktober, kita ada pula kejadian satu orang yang meninggal di daerah Kabupaten Bekasi. Setelah itu jumlah angka penambahannya sampai sebelas orang dari Oktober-November 2020,” kata Ketua PPNI Jabar Wawan Hernawan, Selasa.

Pihaknya telah merinci 12 nakes tersebut berasal dari Depok dua orang, Kabupaten Bekasi dua orang, Kota Bekasi dua orang, Bandung dua orang, Cirebon dua orang, dan Bogor dua orang.

Wawan mengungkapkan nakes yang meninggal akibat Corona itu mayoritas tidak menangani dengan langsung pasien positif COVID-19.

Mereka bertugas di puskesmas atau di rumah sakit bagian unit pelayanan IGD dan berada di dalam ruangan.

“Sementara ini memang mereka kebanyakan bukan yang sedang  merawat pasien kondisi Covid ya, tetapi mereka yang bekerja di puskesmas dan di rumah sakit. Kebanyakan meninggalnya pun hampir 60 persen bukan karena menangani pasien kondisi Covid, tetapi yang berada di ruangan. Baik ruangan IGD maupun pada ruangan seperti biasanya,” ucapnya.

Wawan menjelaskan para nakes tersebut telah memiliki riwayat  penyakit komorbid dengan usia yang relatif muda kisaran umur 30-40 tahun.

Awal mulanya, kebanyakan dari mereka saat menjalani swab test pada Oktober-November telah dinyatakan positif, kemudian jadi meninggal.

“Ya memang dari pertama kali kejadian pasien yang meninggal karena COVID-19 itu mulainya dari Oktober-November. Jadi dua bulan ini hampir semua dari mereka itu kebanyakan tiba-tiba masuk di-swab-nya positif. Tak lama hanya berselang dua hari, meninggal,” ujar Wawan.

Faktor yang mempengaruhi para tenaga kesehatan hingga sampai terpapar, padahal tidak sedang merawat langsung pasien positif COVID-19, diduga karena adanya ketidakjujuran pasien pada para nakes.

“Mungkin saja ada kesalahan dari faktor-faktor yang bisa saja dari ketidakjujuran pasien atau protokol-protokol yang tidak memadai dari APD dari masker dan sebagainya,” katanya.

Wawan pun berharap agar nakes dapat bekerja sesuai dengan tata cara protokol kesehatan.

“Tapi kita juga belum bisa dapat memastikan dan menentukan faktor-faktor apa yang kemudian menentukan perawat itu banyak yang meninggal di Jawa Barat. Namun nanti dari tim Satgas ini akan melakukan suatu penelitian dengan Unpad. Sementara ya kita hanya bisa memberikan motivasi, dorongan supaya bekerja sesuai dengan protokol,” kata Wawan,

Data PPNI telah mencatat 432 orang perawat di Jabar positif COVID-19. Mereka tersebar di 27 kota dan kabupaten di Jawa Barat.

80 persen diantaranya sudah dinyatakan sembuh, 20 persen lain masih menjalani perawatan di masing-masing daerah.

(ferd)

Cara Pencegahan Polusi Udara yang Rentan Picu COVID-19

Ilustrasi: Kondisi udara di Jakarta yang penuh polusi beberapa waktu lalu.

Jakarta – Polusi udara yang amat tinggi, suhu rendah saat musim hujan dan virus corona bisa saja menjadi kombinasi yang sangat mematikan.

Meskipun COVID-19 telah dapat terdeteksi sebagai penyakit dari pernapasan serius yang dipicu oleh virus, wajar jika berasumsi bahwa paparan udara yang kini tercemar atau beracun turut pula meningkatkan risiko penyakit pernapasan serius.

Tanda-tanda yang umum infeksi termasuk gejala pernapasan, demam, batuk, sesak napas dan kesulitan bernapas.

Dalam kasus yang lebih parah, infeksi dapat juga menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut yang parah, gagal ginjal dan bahkan kematian.

Meski demikian, meningkatnya polutan di udara akan dapat pula menambah risiko terbutuk bagi kehidupan manusia. Menghirup yang udara beracun ini dapat menyebabkan masalah paru-paru yang serius.

Ketika umat manusia kini sudah terancam oleh virus COVID-19, menghirup udara beracun akan menambah kesengsaraan.

Rentan Alami Kematian

Paparan polusi udara didalam jangka panjang dapat pula bisa meningkatkan risiko kematian COVID-19.

Analisis baru terhadap lebih dari 3.000 kabupaten di AS telah juga menemukan bahwa orang yang dengan paparan jangka panjang terhadap polutan partikel halus lebih mungkin meninggal karena COVID-19.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances ini menyelidiki dampak paparan jangka panjang polutan PM 2.5 – partikel kecil di udara yang lebarnya dua setengah mikron atau kurang-terhadap tingkat kematian COVID-19 di 3.089 negara.

Ditemukan bahwa keterpaparan historis yang lebih tinggi lagi terhadap polutan partikulat ini dikaitkan dengan adanya tingkat kematian COVID-19 di tingkat daerah yang lebih tinggi setelah memperhitungkan beberapa faktor risiko tingkat wilayah.

Penyakit Pernafasan Jangka Panjang

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam laporannya baru-baru ini menyatakan bahwa udara beracun dapat membunuh 7 juta orang setahun secara global.

Selain itu, mereka mengklaim bahwa tidak hanya paparan jangka panjang terhadap polusi udara tetapi juga, paparan jangka pendek terhadap polusi udara dapat menyebabkan penyakit pernapasan jangka panjang.

Pencegahan Sederhana

Karena polusi udara melanda berbagai negara bagian di seluruh negeri, kualitas udara yang Anda hirup dapat juga dibuktikan sendiri dengan paru-paru Anda menurun.

Maklum, udara beracun tersebut membuat semua orang jadi batuk, menyebabkan iritasi pada tenggorokan, bahkan dapat juga menyebarkan infeksi virus.

Lakukan langkah-langkah kecil ini untuk membuat Anda tetap aman:
Hindari jalan pagi, gunakan masker berkualitas baik saat di luar ruangan, tetap terhidrasi dan ikuti diet sehat dan hindari merokok. (ferd)

UNAIR Meraih Penghargaan Institusi Produktif Nonkesehatan Dan Obat

Surabaya – Kementerian Riset, Teknologi dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) memberikan sebuah penghargaan kepada Universitas Airlangga (Unair) Surabaya sebagai institusi yang terproduktif di dalam bidang nonkesehatan dan obat.

Penghargaan tersebut diberikan berdasarkan data yang dihimpun dari Web of Science.

“Penilaiannya berdasarkan pada kualitas jurnal para peneliti yang ditentukan dari impact factor. Selain itu, terdapat indikator lain yang menjadi penilaian dari Kemenristek/BRIN,” kata Sekretaris Lembaga Inovasi, Pengembangan Jurnal, Penerbitan dan Hak Kekayaan Intelektual Unair, Ferry Efendi SKepNs MSc PhD, Jumat (20/11/2020).

“Mereka juga melihat posisi penulis sebagai penulis utama atau koresponden. Dilihat juga ranking kualitas jurnalnya,” imbuhnya.

Selain mendapat penghargaan sebagai institusi terproduktif bidang nonkesehatan dan obat, Unair juga menempati posisi ketiga nasional sebagai institusi terproduktif bidang kesehatan dan obat.

Kemudian dua orang dosen Unair telah dinobatkan sebagai penulis produktif bidang sosial dan humaniora.

“Kedepan kita fokus membangun budaya riset dan publikasi yang kuat. Sebenarnya hal ini sudah dilakukan sejak lama. Kita perlu pertajam dan perkuat (budaya riset, red) disesuaikan dengan konteks pada saat ini. Strategi peningkatan kuantitas harus diimbangi dengan peningkatan kualitas,” jelasnya.

Sementara Menristek/Kepala BRIN Bambang PS Brodjonegoro berharap, pemberian anugerah ini dapat mendorong para peneliti.

Khususnya agar terus melakukan sebuah riset dan inovasi untuk pembangunan Indonesia ke depan.

“Pemberian penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi dari pemerintah kepada sumber daya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi, kelompok masyarakat. Serta kepada lembaga penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi pusat, maupun daerah yang telah berkontribusi pada penelitian di Indonesia,” kata Bambang.

Bambang pun mengatakan, “Riset yang dilakukan peneliti tak hanya sekadar memenuhi persyaratan administrasi kredit naik pangkat. Melainkan kualitas dan manfaat dari materi sebuah penelitian.’

“Tetapi lebih mengedepankan sebuah kualitas dengan berhasil mempublikasikan karya ilmiah di jurnal yang telah bereputasi dan dengan sitasi yang tinggi,” pungkasnya. (ferd)

Kisah Prajurit Inspiratif Letda Ahmad

Angkat Derajat Keluarga Sampai Tanah Kelahirannya, Letda Ahmad Tidak Menyesal Kerja Keras di Pulau Terluar Indonesia Demi Menjaga Negara Adalah Sebuah Pengabdian Buat Dirinya

Letda Ahmad saat bertemu dengan Jenderal Andika Perkasa (Youtube/TNI AD)

Seram, Maluku – Jenderal Andika Perkasa memang tidak hanya sibuk untuk menjaga seluruh angkatannya di TNI.

Sang jenderal juga sering kali mengunjungi anggotanya untuk bersilaturahmi dan mendengar cerita mereka semasa bertugas.

Salah satunya adalah Letda Ahmad Lina, seorang perwira TNI AD dari pelosok pulau terluar Indonesia.

Sosok Letda Ahmad Lina jadi sorotan saat dia menceritakan perjuangannya dalam tayangan di channel youtube TNI AD, Sabtu (14/11/2020).

Letda Ahmad Lina mengaku pernah mendapat apresiasi dari KSAD Jenderal Andika Perkasa karena pengabdiannya di pulau terluar Indonesia.

Letda Inf Ahmad Lina bertugas di Kodam XVI Pattimura. Dia kini menjadi Babinsa di Silohan, Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku.

Area dinas Letda Ahmad juga termasuk Pulau Liran yang menjadi pulau terluar Indonesia berbatasan dengan Timor Leste.

Diajak Jalan-jalan Istri Jenderal Andika Perkasa

Pada awalnya, Letda Ahmad menceritakan pengalamannya saat diundang oleh Jenderal TNI KSAD Andika Perkasa untuk menghadiri Hari Juang Kartika pada Desember 2019.

“Pada saat itu saya dipanggil oleh bapak KASAD untuk menghadiri hari juang kartika di Jakarta,” ujar Letda Ahmad.

Saat itu, Letda Ahmad dihadirkan oleh Jenderal Andika Perkasa sebagai prajurit inspiratif.

Hal ini lantaran Letda Ahmad merupakan prajurit TNI AD Babinsa yang bertugas di pulau terluar Indonesia di Maluku Barat Daya.

Jenderal Andika Perkasa sangat mengapresiasi Letda Ahmad.

“Ini menjadi motivasi bagi kami para prajurit di daerah terluar” ujar Letda Ahmad.

Tidak hanya itu, Letda Ahmad juga sempat diajak jalan-jalan oleh istri Jenderal Andika Perkasa, Hetty Andika Perkasa.

“Kayak semacam mimpi saya rasakan itu” ujar Letda Ahmad.

Jenderal Andika Perkasa juga memberikan prioritas untuk Letda Ahmad agar mendaftar sekolah perwira TNI AD.

Letda Ahmad mengaku senang mendapat kesempatan tersebut. Tapi di sisi lain dia juga sangat berat meninggalkan masyarakat tempatnya mengabdi.

“Untuk meninggalkan masyrakat pulau juga itu suatu hal yang berat bagi saya” ujar Letda Ahmad.

Letda Ahmad akhirnya menerima tawaran untuk megikuti sekolah perwira TNI AD. Akhirnya kini dia menjadi perwira TNI AD pertama di daerah asalnya.

“Saya adalah satu-satunya perwira yang pertama kali di daerah saya maupun daerah saya tugas” ujar Letda Ahmad.

Letda Ahmad mengakui bahwa dia berasal dari keluarga miskin dan tahu bagaimana perjuangan kedua orangtuanya untuk dapat membesarkannya.

Sehingga pangkat perwiranya ini dia persambahkan untuk kedua orangtua tercinta.

“Saya akan datang dan menyampaikan kepada mereka bahwa ini yang saya dapat” ujar Letda Ahmad dengan suara yang terbata-bata.

Letda Ahmad juga berjanji akan berusaha mengabdi dan dapat memberikan yang terbaik lagi.

Menurut pantauan dari akun instagram @tni_angkatan_darat, kisah Letda Ahmad Lina ini telah sangat menginspirasi dan jadi membuat haru.

“Suatu motivasi untuk kami anak SBT agar bisa menjadi Abdi negara yang sukses kedepannya”

“terharuuu dan ikut bangga atas semua perjuangannya menjadi abdi negara bung”

“Kami bangga, bravo TNI sukses terus pak”

(ferd)

Lihat di Instagram
https://www.instagram.com/tv/CHkKAMIBPkL/?utm_source=ig_embed&utm_campaign=loading