China, Sudah 30 Tahun Berencana Hancurkan Militer Amerika


Pasukan Khusus Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA)

Washington – Amerika Serikat (AS) pada saat ini harus mulai memutar otak untuk bisa lolos dari rencana China yang ingin mematahkan dominasi pasukan militernya.

Berbagai fakta membuktikan bahwa kekuatan pasukan dari Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA), kini sudah tak bisa lagi dianggap remeh oleh AS.

Dalam beberapa berita yang telah dirangkum dari berbagai sumber, FERD melaporkan bukti-bukti peningkatan yang sangat signifikan kekuatan pasukan militer China.

Tidak hanya itu, armada tempur Tentara Pembebasan China acap kali memamerkan kekuatannya, baik di darat, laut, dan udara.

Rudal Balistik China

Pembangunan yang masif dari kapal-kapal induk, rudal balistik berhulu ledak nuklir, hingga ke sejumlah unit pesawat tempur siluman, adalah beberapa fakta yang menunjukkan betapa amat dahsyatnya kekuatan tempurnya militer China pada saat ini. 

Dalam laporannya The National Interest, Presiden dari China, Xi Jinping, mempunya ambisi yang menjadikan PLA sebagai sebuah angkatan bersenjata terbaik di dunia selambatnya pada 2049.

Sementara itu, Mantan Wakil Sekretaris Pertahanan AS, Robert Work dan rekannya yang seorang penulis, Greg Grant, membuat sebuah tulisan yang dengan jelas menggambarkan bahwa Negeri Paman Sam juga ternyata sudah sejak lama membaca adanya kemungkinan itu.

“Sudah lama sekali Departemen Pertahanan AS menyusun hasil sebuah tanggapan yang terukur. Itu harus mengembangkan dari konsep, sistem dan platform operasional,” bunyi pernyataan Work dan Grant.

“Hal itu untuk memungkinkan dari sebuah pasukan gabungan, melawan upaya bersama China, yang berusaha mendekonstruksi dan menghancurkan jaringan pertempuran operasional Amerika Serikat,” lanjut pernyataan Work dan Grant.

Work dan Grant meyakini jika China sudah menyaksikan pula pergerakan kekuatan tempurnya Angkatan Bersenjata AS (USAF) pada Perang Teluk I (1990-1991).

Dalam data Militer dari Nation Master tercatat saat itu Angkatan Bersenjata AS pun mengerahkan sebanyak 956 ribu pasukannya dengan nama kode Operasi Badai Gurun. 

Dibawah komando dari presiden pada saat itu, George H. W. Bush, pasukan AS membantu Kuwait yang mendapat serangan masif Angkatan Bersenjata Irak dan di komandoi oleh Saddam Hussein.

“Pelajaran utama yang telah bisa diambil China di dalam Operasi Badai Gurun 1991 adalah dalam menyerangnya dengan keras dan cepat selama tahap-tahap awal perang. Karena, suatu inisiatif yang pernah hilang itu mustahil untuk kembali lagi saat melawan musuh yang mampu melakukan pemboman amunisi terkendali, selama 24 jam dan dalam segala cuaca,” lanjut pernyataan Work dan Grant.

Armada Laut China

Work dan Grant menganalisa, “China memiliki 2 (dua) rencana besar untuk menyerang secara efektif dengan mengumpulkan rudal berjarak jauh dan sistem penargetan canggih. Hal ini pun dilakukannya untuk menembus kekuatan pertahanan jaringan pertempuran AS pada tahap awal konflik.”

Selain itu, China juga kini tengah mengembangkan kemampuan “Assassin Mace” atau yang biasa disebut Departemen Pertahanan AS sebagai “Kemampuan Hitam“.

Istilah itu ditujukan kepada unit kekuatan cadangan dari sebuah armada militer yang memiliki fungsi untuk dapat mengejutkan musuh dengan sebuah serangan dari berbagai arah. (ferd)

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.